Ketika Ruh Sampai Di Dada Sang Nabi

Calon Blogger 14.12 0
Hari ini di sekolah ada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Setelah 2 hari sebelumnya diadakan beberapa lomba seperti lomba tartil, baca puisi Islami, dan kaligrafi. Kegiatan ini diikuti oleh semua siswa dan guru SMP Negeri 2 Tenggarang.

Kegiatan berjalan seperti biasa. Setelah tilawah Al-Quran oleh siswa dilanjutkan sambutan. Acara inti berupa taujih dari ustadz muda segera dimulai. Ustadz Ruslan namanya, guru MAN 1 Bondowoso. Beliau begitu piawai menyampaikan materi taujih dengan apik. Mengerti benar situasi dan karenanya mengangkat tema tentang cinta. Seluruh kata-katanya mampu mempengaruhi siswa untuk tetap duduk mendengarkan nasihatnya hingga usai. Dan saat epilog dari taujihnya itu yang sangat menggetarkan...

Sang ustadz menceritakan detik-detik diangkatnya ruh sang Nabi. Tercekat kata-katanya saat menggambarkan malaikat pencabut nyawa yang hendak mencabut ruh suci beliau. Saya lihat sebagian siswa sudah terbawa suasana. Bening sekali hati mereka, anak-anak kita. Sambil berurai air mata sang ustadz melanjutkan kisah ketika ruh nabi kita sudah di dada. Nabi minta malaikat berhenti sejanak...

Nabi kita bertanya apakah sakit yang dirasakannya juga akan dirasakan ummatnya. Iya, jawab malaikat. Maka beliau bersabda agar seluruh rasa sakit ummatnya ketika ruh diangkat disatukan pada saat itu juga. Sampai disini saya tak mampu menahan air mata. Beberapa siswa juga menatap sang ustadz berkaca-kaca. Ada yang menunduk. Ada yang tetap tegar tapi air mata masih meleleh di pipinya. Subhanallah...

Anak-anak kita, remaja sekarang ternyata masih tergetar hatinya mendengar cerita sang nabi. Boleh jadi sebagian dari mereka menjadi korban hedonisme yang masuk tanpa permisi ke rumah-rumah mereka melalui televisi dan gaya hidup yang dipertonkan. Tapi hati mereka hati suci. Putih dan nodanya tak begitu berarti. Taujih atau nasihat yang disampaikan dengan ikhlas mampu menembus jantung hati paling dalam. Dan merekapun merasakan betapa besar cinta sang Nabi pada mereka, ummatnya. Maka bulir-bulir air mata itu adalah pertanda masih adanya iman. Pertanda masih adanya cinta.