Pengorbanan & Kebesaran Jiwa Seorang IBU.

AfiqaStore 11.48

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan , tahun berapaan gue udeh
lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic.

Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas,
rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru
beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia
sudah di promosikan ke posisi manager. Gaji-nya pun lumayan.

Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris
dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul
dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan
tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian
kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering.
Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian kiri dan belakang, Tergerai seadanya
sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2
seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar
dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain
adalah Ibu kandung A Be.

Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu
rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci
(pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar
kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya
anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup
sulit untuk mengakuinya.
Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa WANITA CACAT
dirumahnya, A be selalu menjawab WANITA itu adalah pembantu yang ikut Ibunya
dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan."
jawab A be.

Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang IBU. Tentu saja IBUnya sedih
skali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin
jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan
mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia
jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan
mngurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan
sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan
obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit
sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali).

Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan dirumah. Pada saat
ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A be melihat sebuah box
kecil. Didalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi
perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang
wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang Seorang WANITA berjiwa
Pahlawan yang telah menyelamatkan Anaknya dari musibah kebakaran. Dengan
memeluk erat Anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah
menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang WANITA.. .IBU MUDA menderita
luka bakar cukup serius sedang anak dlm dekapannya tidak terluka sedikitpun.

Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa IBU MUDA cantik di
dalam foto dan siapa WANITA Pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu.
Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.
Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa di bendung. Dengan menggenggam
foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang
Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun
atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan
ketulusan hati anaknya. " Yang sudah- nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit
lagi".

Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja kesupermarket. Walau
menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek.Kemudian peristiwa
ini menarik perhatian kuli tinta (Wartawan). Dan membawa kisah ini kedalam
media cetak dan elektronik.




Artikel Terkait

Previous
Next Post »

terima kasih komentarnya... EmoticonEmoticon